Translate

Motiv...

Sering kali kita mendengar
kata inisiatif. Bahkan
mungkin saja setiap dari kita
sudah sering mendengarnya
saat kita masih kecil atau
saat kita mulai bersekolah.
Ketika kita kuliah ataupun
saat mengikuti kegiatan
organisasi, hingga saat
sekarang ini, di mana kita
bekerja atau melakukan
bisnis, kata ini kerapkali
terdengar.
Orang-orang di sekitar kita
pun sering mengatakan,
"Kalau mau sukses dan
berhasil, intinya mesti
dimulai dari inisiatif!".
Bahkan seorang motivator
kelas dunia seperti Anthony
Robbins pun mengatakan
bahwa kesuksesan itu
datangnya dari inisiatif.
Saya pun teringat dengan
sebuah cerita yang pernah
diceritakan oleh teman saya.
Alkisah ada seseorang yang
bekerja kepada seorang
bangsawan di Eropa. Suatu
ketika, istri bangsawan itu
memanggil seorang
pekerjanya untuk diajak
berbicara.
"Andrew, berapa lama Anda
sudah tinggal dan bekerja
bersama kami?", tanya istri
bangsawan itu.
"Kira-kira sekitar dua puluh
lima tahun, Nyonya" jawab
Andrew. "Oiya, saya ingat
kalau engkau dipekerjakan
untuk memelihara satu-
satunya kuda perang waktu
itu," kata sang Nyonya.
"Benar sekali, Nyonya,"
jawab Andrew.
"Andrew, kuda itu sudah
mati sepuluh tahun yang
lalu", ujar sang Nyonya
kepada Andrew. "Benar
sekali, Nyonya." Jawab
Andrew. "Jadi, apakah yang
harus saya lakukan
sekarang?", lanjutnya.
Hey! Jangan-jangan kita
sama seperti Andrew.
Banyak orang tidak memiliki
inisiatif dan menunggu
selama bertahun-tahun agar
orang lain memberitahukan
kepadanya apa yang
seharusnya dia lakukan,
sehingga segala kesuksesan,
keberhasilan, prestasi serta
pencapaian-pencapaian yang
harusnya telah kita raih
tidaklah kita dapatkan
dikarenakan kurangnya
inisiatif dari kita.
4 Kategori pribadi
berdasarkan inisiatifnya
Secara pribadi, saya ingin
membagi empat kategori
orang berdasarkan tingkatan
inisiatifnya. Keempat
kategori itu adalah:
Orang tipe pertama, orang-
orang yang tidak pernah
melakukan hal yang benar,
tidak peduli apa pun yang
dikatakan kepadanya. Orang
yang termasuk dalam
kategori pertama ini sering
kali menjadi sumber masalah
baik di dalam pekerjaan
maupun dalam hubungan
interaksinya.
Selain cuek, yang
memperparah mereka
adalah meskipun sudah
diberitahukan hal yang
benar, mereka tidak dapat
mengerjakan sesuatunya
dengan benar.
Namun, ini bukanlah sesuatu
yang tidak bisa diperbaiki
lagi.
Bahkan, kita tidak perlu
'menyepak' orangorang ini
dari organisasi kita. Saya pun
teringat pepatah dari
novelis, Robert A. Heinlein
yang pernah mengatakan, "A
society that gets rid of all its
troublemakers goes
downhill." Ya, organisasi
yang mengeluarkan para
troublemaker-nya, malahan
akan terpuruk. Saat ini, di
tempat di mana kita menjadi
sang pemimpin, mungkin
saja ada orang-orang yang
masuk dalam kategori ini.
Langkah terbaik yang harus
kita lakukan bukanlah secara
langsung dengan
menghindari orang tersebut,
tetapi mulailah dengan
mengajak orang tersebut
dalam proses coaching atau
counseling. Mungkin saja ada
pengalamanpengalaman
masa lalu yang
menyebabkan dirinya
menjadi seperti itu. Ketika
bisa diperbaiki, orang ini bisa
jadi justru menjadi aset yang
berharga.
Orang tipe kedua, orang-
orang yang melakukan hal
benar setelah diberitahukan
lebih dari satu kali.
Dibandingkan dengan tipe
pertama, maka orang yang
masuk dalam kategori ini
tentunya lebih baik.
Jika dalam tim terdapat
orang seperti ini, hal yang
perlu dilakukan adalah
sedikit bersabar.
Mungkin juga sebagai
pemimpin, kita tidak
memberikan arahan yang
cukup jelas. Janganlah
langsung menyalahkan
mereka.
Orang tipe ketiga, orang-
orang yang melakukan hal
yang benar saat
diberitahukan sekali. Rata-
rata sebagian besar orang-
orang di dalam tim biasanya
masuk dalam kategori ini.
Orang dalam kategori ini
merupakan kelompok
terbesar, sehingga kelompok
ini dapat disebut sebagai
kelompok standar (rata-
rata).
Jika saat ini Anda mau
menjadi orang luar biasa,
maka perlu bergerak dari
kelompok ini menjadi pribadi
yang masuk ke orang dalam
kategori keempat.
Orang tipe keempat, orang-
orang yang melakukan hal
benar tanpa harus
diberitahukan. Inilah yang
dikategorikan sebagai orang
yang memiliki inisiatif. Untuk
belajar tentang inisiatif, saya
jadi teringat pada masa kecil
saya di mana saya suka
sekali mengamati kegiatan
yang dilakukan oleh semut.
Semut-semut, meskipun
tidak ada pemimpinnya,
pengaturnya, atau
penguasanya, mereka
mengumpulkan makanan
pada waktu musim panas.
Setiap kali ada kesempatan,
mereka selalu
mengumpulkan makanan
dan selalu bekerja sama
dalam mengumpulkannya.
Semuanya tampak terjadi,
tanpa ada yang
mengomando. Nah, jika
semut saja bisa, harusnya
setiap kita pun mampu
melakukannya.
Jadi, kita bisa simpulkan
bahwa salah satu rahasia
besar untuk menjadi seorang
pribadi yang sukses dan
berhasil, adalah kemauan
untuk mengambil berbagai
inisiatif. Untuk itu, janganlah
memiliki sikap hanya
menunggu bola datang
menghampiri, tetapi yang
harus dilakukan adalah
menjemput bola kemudian
cetaklah gol dalam
kehidupan. Ini khususnya
berlaku dalam bidangbidang
sales ataupun bisnis kepada
customer.
Namun, dalam banyak
pembicaraan, saya sering
menemukan sekali orang
yang hanya terus menunggu
datangnya kesempatan.
Mereka terus berharap akan
adanya peluang yang datang
menghampiri hidup mereka.
Tentunya sampai beberapa
tahun pun mereka akan
tetap didapati sebagai orang
yang dalam posisi yang
sama. Alihalih menunggu
datangnya kesempatan dan
peluang dalam hidup kita,
lebih baik kita
mempersiapkan hidup kita
saat ini dengan terus
mengasah skill dan
kemampuan, membangun
networking, dll.
Pastikan pada saatnya
kesempatan itu datang, Anda
sudah siap! Saya pun jadi
teringat oleh sebuah
pepatah yang pernah
disampaikan oleh sahabat
saya, "Janganlah berdoa
supaya kesempatan datang,
tetapi berdoalah supaya
Anda siap saat kesempatan
datang!" Mungkin Anda
pernah mengalami saat-saat
dimana kesempatan datang,
tetapi Anda justru belum
siap. Betapa sayangnya!
Maka, mulai saat ini mari
berjanjilah untuk menjadi
pribadi yang berinisiatif
serta mempersiapkan segala
sesuatunya, sehingga saat
peluang ada di depan mata,
Anda dapat meraihnya
sehingga mampu
menggenggam sukses dan
keberhasilan Anda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar